Wednesday, October 14, 2009

Cerita Hujann..

Seorang wanita duduk di sisi kosong kursi di taman sementara hujan turun.

Dia menunggu.

Dia menunggu dengan sabar.

Kemudian datang seseorang pria dan menawarkan payung.

Tapi dia berkata "Tidak, Terima kasih. Aku baik-baik ".

Dia terus menunggu.

Kemudian datang lagi menyerahkan handuk untuk mengeringkan tubuh basah.

Tapi dia berkata "Tidak, Terima kasih. Aku baik-baik "

Sampai dia datang dan duduk di dekatnya di sisi lain kursi.

Mereka berdua memandang satu sama lain dan tersenyum dan kemudian berkata "Saya sedang menunggu hujan".

Mereka berdua menunggu diam dengan tidak ada hubungannya kemudian hanya duduk bersama, membiarkan mereka direndam sepenuhnya air hujan. meletakkan senyum mereka sekali sebelum merubah wajah menjadi kesedihan. Setiap kali ada guntur atau petir si pria selalu berkata "Apakah kamu takut? . "Ini adalah alam kenapa kita harus merasa takut?". Hidup penuh ketakutan. Tapi ketakutan yang membuat kita hidup. Hidup bukanlah untuk menaklukkan rasa takut atau kehidupan kita yang dipenuhi rasa takut.

Lalu hujan berhenti dan matahari terbit.

Mereka berdua memandang satu sama lain dan tersenyum dan kemudian berkata "Mari kita bertemu lagi saat hujan".

Dan keduanya masuk ke arah yang berlawanan.

Menunggu

Berharap

Bertanya-tanya kapan hujan akan turun lagi.

Lelaki Hujann..

Semua orang di kota, atau setidaknya yang saya tahu, tahu tentang lelaki hujan. Dia adalah eksistensi, seorang pria yang tampaknya menjadi seseorang berasal dari sebuah dongeng. Setiap kali hujan di kota, ia akan datang entah dari mana, berjalan jalan di kota sampai hujan berhenti. Dia akan selalu membiarkan kepalanya untuk menjadi basah kuyup oleh hujan dingin, ia biasanya hanya memakai sweter biasa dengan jeans biru gelap. Tidak ada yang tahu identitas aslinya, semua orang hanya memanggilnya lelaki hujan dan bertindak seolah-olah ia adalah sebuah mitos. Semua orang menganggap pria itu hanya menyukai cahaya cast drizzles hujan ke tanah, tapi saya merasakan dirinya lebih baik dari penilaian semua orang yang tidak pernah mengenalnya termasuk saya sendiri yang hanya dapat memandang bagian punggungnya ditengah hujan.

Memahami arti hidup..

Pernahkah kamu berpikir, untuk apa kamu dilahirkan di dunia ini?
Pernahkah kamu berpikir, untuk apa kamu hidup?

Memang sulit jika kita memaknai atau memahami arti hidup sebenarnya.
Secara biologis, hidup dapat diartikan sebagai sesuatu yang dianggap ada, nyata, bergerak, dan dapat berkembang biak.
Tetapi apakah kamu tahu secara harfiah apakah hidup itu?

Orang bilang : Hidup adalah perjuangan.
Definisi perjuangan itu sendiri jika kita kaji lebih dalam sangatlah abstrak.
Perjuangan yang berasal dari kata “juang” yang artinya “usaha” belum cukup untuk menjelaskan arti hidup itu sebenarnya.
Jadi, pernyataan bahwa Hidup adalah perjuangan kurang tepat.

Orang bilang : Hidup itu indah.
Definisi indah lagi-lagi kurang tepat untuk mendefinisikan arti hidup sebenarnya.
Tidak semua orang memiliki hidup yang indah, sebagian besar merasa hidupnya tidak indah.
Jadi, pernyataan bahwa Hidup itu indah kurang tepat.

Lantas? Arti hidup itu apa?
Jawabannya hanya ada di lubuk hati kita semua.
Pertanyaan tersebut dapat dijawab sesuai arah dan tujuan untuk apa kita hidup.
Akhirnya, kita sendiri-lah yang harus menentukan arah tersebut bagaimanapun caranya agar hidup kita dapat bermakna.

Oleh karena itu, arti hidup bagi setiap orang memiliki penafsiran yang berbeda-beda.

Kalau menurut pandangan saya, hidup adalah bagaimana cara kita memahami diri sendiri dan memahami orang lain sehingga terjalin suatu interaksi yang menghasilkan suatu perasaan yang disebut emosi. Emosi inilah yang nantinya akan menggerakkan kita semua.

Keadaan emosi harus selalu diimbangi dengan pikiran.

Orang yang terlalu banyak berpikir tanpa emosi, hasilnya nihil. Karena ia hanya berpikir secara terus-menerus walaupun sebenarnya ia tahu apa yang harus ia lakukan. Tapi karena emosinya tidak berjalan, maka tidak ada yang menggerakan dirinya.

Orang yang emosi tanpa berpikir, hasilnya juga nihil. Karena ia meluapkan begitu saja emosi yang ia punya tanpa memikirkan konsekuensi yang akan terjadi jika emosinya sewaktu-waktu dapat membahayakan dirinya sendiri bahkan orang lain sekalipun.

Berbeda dengan orang yang mengandalkan keduanya dengan seimbang. Balance. Ia mampu berpikir dan bergerak secara sinkron sehingga tujuan hidupnya dapat tercapai serta memaknai arti hidupnya sendiri.

Jadi, mulai dari sekarang :
- Tentukan tujuan dan arah hidupmu!
- Seimbangkan antara kemampuan berpikir kamu dengan keadaan emosi kamu!
- Maknai hidupmu agar lebih bermakna!